Kamis, 20 November 2008

APEC Sepakat Cegah Perang Dagang, kekeke...

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menegaskan anggota APEC sepakat untuk mencegah terjadinya perang dagang (proteksionisme) yang bisa berdampak buruk pada krisis ekonomi global. "Kita sepakat untuk tidak meningkatkan langkah-langkah yang akan menghambat perdagangan," kata Mari dalam telekonferensi dari Lima, Peru, dengan wartawan di Jakarta, Kamis (20/11).

Menurut Menteri Perdagangan saat ini tengah mengikuti pertemuan tingkat menteri APEC di Lima, pemerintah tidak akan mengeluarkan larangan impor tanpa alasan yang jelas. Namun pemerintah tetap membela kepentingan nasional jika mengalami dumping produk impor. "Kalau kita mengalami dumping, kita tetap bisa melakukan investigasi dan mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD), sebagai langkah untuk mengamankan pasar," ujar Mari.

Mari menjelaskan, para pemimpin APEC tidak menginginkan terjadinya proteksionisme yang berlebihan seperti saat krisis ekonomi era 1930-an. Saat itu semua negara membatasi impor dengan menaikkan bea masuk untuk memproteksi industri dalam negerinya. "Satu negara naikkan BM (bea masuk), yang lain membalas. Perdagangan mandeg dan resesi jadi tambah parah," kata Mari.

Lebih jauh Mari mengatakan, kebijakan pengamanan pasar harus tetap mengacu pada aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) agar tidak terjadi perang dagang. "Perdagangan itu harus adil dan legal," ujar Mari. Dikatakan pula, dampak krisis ekonomi dunia saat ini harus diminimalkan dengan melakukan reformasi infrastruktur finansial dunia. Tentunya, imbuh Menteri Mari, dibarengi pula dengan pengembangan kebijakan fiskal dan upaya mempertahankan konsumsi.

Pemerintah juga akan memberi perhatian khusus kepada masyarakat miskin serta yang terkena dampak langsung resesi. Selain itu, pemerintah anggota APEC juga harus menjaga pasar tetap terbuka dengan menghindari penerapan kebijakan-kebijakan proteksionis yang baru.

Pertemuan awal para Menteri APEC ini akan menghasilkan kesepakatan yang akan disahkan pada sidang lanjutan oleh para pemimpin negara ekonomi APEC (APEC Summit) pada 22-23 November nanti. Pertemuan itu akan membahas sejumlah isu penting dalam lingkup global maupun regional.

Menurut Mari, tiga isu utama yang muncul dalam pertemuan hari pertama adalah mengenai dukungan APEC untuk penyelesaian perundingan sistem perdagangan multilateral (Putaran Doha), penanganan krisis finansial global, serta integrasi ekonomi regional.

Tidak ada komentar: