Kamis, 12 Maret 2009

pendapat tentang moving class, kekeke...

MOVING CLASS
Di Labschool


Moving class adalah program berpindah-pindah kelas setiap ganti mata pelajaran sesuai dengan kelas yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah. Setiap guru mempunyai kelas masing-masing yang nantinya akan didatangi murid-murid. Sistem ini sudah diterapkan di hampir sebagian sekolah di luar negeri dan beberapa sekolah di Indonesia, seperti contoh, Labschool Jakarta.

Labschool Jakarta mulai menerapkan system ‘Moving Class’ sejak peristiwa pasca kebakaran 30 Juli lalu. Sistem ini diterapkan karena banyak kelas yang hilang dimakan ‘Si Jago Merah’. Dan sistem tersebut diterapkan sampai bangunan sekolah selesai di renovasi. Setelah selesai di renovasi sistem seperti biasa diterapkan kembali oleh Labschool Jakarta. Setelah beberapa bulan, system ‘Moving Class’ diterapkan kembali di Labschool Jakarta. Dan karena banyak siswa yang mengeluh karena diterapkannya kembali sistem ‘Moving Class’ , jadi sistem tersebut dibatasi penggunaannya. Maksud dari dibatasi adalah system ‘Moving Class’ hanya diterapkan dalam beberapa pelajaran saja, contoh, pelajaran computer dan olah raga.

Moving Class mempunyai beberapa keunggulan, seperti contoh :
1.Siswa/i menjadi lebih segar, karena selalu berjalan setiap berganti pelajaran
2.Guru dapat menyiapkan media pembelajaran sebelum para siswa/i masuk kelas, karena ada selang waktu setiap berpindah kelas, biasanya sekitar lima menit
3.Melatih siswa agar selalu ‘on time’ setiap masuk pelajaran, karena dalam selang waktu lima menit siswa/i banyak berjajan setiap melewati kantin sekolah
4.dan lain-lain

Moving Class juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain :
1.Jika ada siswa/i yang merasa sakit, ‘Moving Class’ dapat membuat siswa/i tersebut merasa lelah
2.Bila ada ulangan atau mungkin UN akan berlangsung beberapa waktu kemudian, ‘Moving Class’ membuat siswa/i merasa lelah dan pada saat pulang waktu balajar pun berkurang karena dipotong waktu istirahat
3.Bila siswa/i meninggalkan barang yang penting di suatu kelas, pasti susah untuk mengambilnya kembali pada saat KBM berlangsung, kecuali pada saat istirahat
4.dan lain-lain

Menurut saya sebagai siswa SMP Labschool Jakarta (kelas sembilan) yang pernah menerapkan sistem ‘Moving Class’ , saya merasa sistem tersebut hanya dapat dilakukan oleh siswa/i kelas tujuh dan delapan. Mengapa kelas sembilan tidak? Karena menurut saya bila kelas sembilan juga menerapkan sistem ini, mereka akan mengalami kelelahan dan beberapa waktu kemudian, mereka akan menghadapi UN. Jadi saya lebih setuju dengan system KBM biasa.

Jumat, 06 Maret 2009

moving class, kekeke...

Pendidikan merupakan jembatan menuju kesuksesan. Siapapun yang hidup di dunia ini, berhak untuk mendapatkan pendidikan terbaik. Untuk itu, tak disalahkan apabila setiap orang tua menjadi sangat hati-hati dalam menentukan sekolah untuk buah hatinya.

Menurut Ronny Preslysia, Public Relations Officer, Kharisma Bangsa, sekolah yang tepat dengan era globalisasi saat ini adalah sekolah yang menyelenggarakan pendidikan dengan kurikulum berstandar internasional, namun juga menekankan nilai-nilai akhlak yang mulia kepada anak didiknya. Sehingga dihasilkan insan cendekia dengan akhlak yang terpuji.

Ronny mencontohkan Kharisma Bangsa. ”Kharisma Bangsa didirikan dengan harapan mampu menyelenggarakan pendidikan berstandar global, tanpa mengesampingkan pembangunan karakter para siswanya,”kata Rony. Tentu saja, hal itu bukan sekadar isapan jempol semata. Implementasi misi pendidikan yang diemban Kharisma Bangsa pun secara konsisten telah diterapkan pada sistem belajar-mengajar sehari-hari.

Salah satu sistem pendidikan yang diterapkan Kharisma Bangsa adalah Moving Class (kelas berjalan). ”Moving Class merupakan sistem belajar-mengajar bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas, bukan sebaliknya,”terangnya. Sehingga, terdapat penamaan kelas berdasarkan bidang studi. Misalnya, Kelas Biologi, Kelas Bahasa, dan Kelas Fisika.

”Setiap kali subjek pelajaran berganti, maka siswa akan meninggalkan kelas, dan mendatangi kelas lainnya sesuai dengan bidang studi yang dijadwalkan,”terangnya. Moving Class, merupakan sistem pendidikan yang telah lama diimplementasikan diberbagai sekolah di luar negeri. Keunggulan sistem ini, para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran. Sementara para guru, dapat menyiapkan materi pelajaran dengan lebih baik.

Penerapan sistem Moving Class di Kharisma Bangsa, sejalan dengan keberadaannya sebagai salah satu sekolah mitra kerja Pasiad Indonesia (Pasiad). Pasiad sendiri merupakan sebuah lembaga solidaritas yang berasal dari Turki. ”Sejak awal Pasiad memiliki kepedulian yang besar terhadap dunia pendidikan. Tidak hanya di Turki, melainkan juga disejumlah negara kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, dan Eropa,”tuturnya.

Sementara keberadaan Pasiad di Tanah Air, mengemban misi untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat Indonesia. Terutama, dalam membangun, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan pendidikan, sosial, dan budaya yang berorientasi pada peningkatan akhlak, dan kualitas keilmuan.

”Di Indonesia, Pasiad memiliki lima sekolah mitra, salah satunya Kharsima Bangsa. Di setiap sekolah mitranya, Pasiad memiliki kekhasan dalam menjalankan sistem pendidikannya. Termasuk, dengan penerapan sistem Moving Class,”terangnya.

Selain sistem Moving Class, kekhasan sistem pendidikan Pasiad yang turut diimplementasikan di Kharisma Bangsa adalah Bilingual System (sistem dwibahasa). Dengan komposisi 70 persen bahasa Inggris, dan 30 persen bahasa Indonesia. Hal itu dilakukan sebagai salah satu bentuk keinginan menyelenggarakan pendidikan berstandar internasional. Kekhasan lainnya adalah penerapan sistem Mother Class Program (program ibu kelas). Program ini, kata Ronny, diadakan untuk menjembatani informasi yang ada dari sekolah ke orang tua, dan sebaliknya. Sebagai implementasinya, dalam setiap kelas, dipilih satu orang orang tua atau wali murid untuk menjadi Ibu Kelas.

Kekhasan yang menjadi unggulan lainnya adalah adanya sistem asrama (boarding school). Sistem asrama di Kharisma Bangsa diperuntukan bagi siswa SMP dan SMU. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem ini. Diantaranya adalah, mengoptimalkan waktu belajar, memupuk kedisiplinan, dan kemandirian pada diri siswa. Serta, memastikan anak berada pada lingkungan yang aman dari pengaruh-pengaruh buruk yang ada di lingkungan luar sekolah. Seperti, pergaulan bebas, dan narkoba.

Global
Era globalisasi merupakan era persaingan yang kompetitif. Untuk dapat bersaing, dan meraih sukses, mengenyam pendidikan di sekolah berstandar global adalah salah satu cara yang dapat ditempuh. Menurut Ronny, seperti sekolah mitra kerja Pasiad Indonesia lainnya, secara umum kurikulum yang diterapkan mengacu pada Kurikulum Nasional. Namun dalam implementasinya, Pasiad memperkaya khasanah sistem pendidikannya dengan kurikulum yang dikembangkan sendiri dan mengacu pada kurikulum internasional.

Namun, kurikulum internasional yang dimaksud tidak hanya merujuk pada kurikulum Turki saja. Namun juga, meramu kurikulum dari sejumlah negara lainnya. Tentu saja, yang diambil adalah manfaat positif yang dapat dipetik dari sejumlah kurikulum diberbagai negara tersebut. Dengan harapan, alumni dapat memiliki daya saing secara global.